Mulai hari ini aku putuskan untuk membencimu. Katamu kita akan menghadapi ini sama-sama. Pembohong! Buktinya kau malah seenaknya meninggalkan aku sendirian. Mana janjimu? Katamu kita akan menghadirkan rindu sama-sama! Cih! Aku juga yang bodoh, mempercayakan rinduku pada kata-katamu yang manis, yang kamu bikin sebegitu rupa biar aku suka, biar aku percaya.
Kenapa diam, Hah? Mau bicara apa kamu sekarang? Dasar laki-laki pembohong!
Sayangnya waktu itu aku bodoh. Sayangnya waktu itu aku percaya. Aku menyalahkan hatiku yang begitu lemah. Aku menyalahkan hatiku yang begitu kuberikan begitu mudah. Sayangnya penyesalan itu baru datang sekarang, aku ingin membentakmu sekeras-kerasnya. Supaya kau tahu seberapa dalam perasaan yang sudah kamu ciptakan di dalam hatiku yang kini jadi luka yang meradang.
Kenapa diam, Hah? Mau bicara apa kamu sekarang? Dasar laki-laki pembohong!
Sekarang siapa yang akan bilang rindu padaku setiap malam? Bilang sayang padaku setiap ragu. Buatkan puisi setiap ulangtahunku? Siapa yang akan bilang ingin bertemu setiap jauh? Hei! Kenapa diam? Dalam puisimu selalu kau ucapkan janji. Katamu akan menjadi penutup malamku. Akan menjadi langit-langit kamarku yang menjaga tidurku. Katamu kau akan ada di setiap ulang tahun ku. Mana? Kamu baru memberiku selamat ulang tahun empat kali lalu pergi? Dasar laki-laki. Semuanya sama kurasa.
Kenapa diam, Hah? Bicara sekarang! Dasar laki-laki pembohong!
Padahal kau selalu tahu, aku harap kau yang selalu bilang rindu. Kau yang selalu bilang sayang dan menyakinkan aku setiap aku ragu. Aku harap kau yang mengirimiku pesan singkat yang isinya puisi setiap aku berulang tahun. Aku selalu suka puisimu itu. Puisi yang cuma kau buat sekali setahun, cuma untukku. Seharusnya aku tidak merindukanmu terlalu jauh, jadi nanti ketika kamu pergi (seperti sekarang ini), penyesalan tidak akan sedalam ini. Kau menghancurkan harapan yang sudah kau buat sendiri. Cih, dasar laki-laki tidak bisa dipercaya!
Kenapa masih diam, Hah? Bicara sekarang! Dasar laki-laki pembohong!
Kau tidak bisa seenaknya begitu! Kau ada janji yang harus kamu tepati. Aku juga ada janji akan menunggu kamu pulang setiap malam. Ingat? Kenapa diam?
Ayo bicara! Apa perlu aku berteriak lebih keras? Apa perlu aku menumpahkan air mata lebih deras? Apa aku perlu mencabut batu nisanmu baru kau mau bicara?
setelah baca ini, jujur gue ngerasaain banget emosi yang ada dalam tulisan ini dan gue seakan ada di dalam cerita itu.
ReplyDeleteapalagi ada penekanan setiap akhir paragraf, "Kenapa masih diam, Hah? Bicara sekarang! Dasar laki-laki pembohong!"
seidh juga sih bacanya, eh ga taunya dia udah meninggal pantesan ga ngomong-ngomong :'(
Dalam banget perasaan bencinya.
DeleteMenurut gue tiada guna kita membenci orang yang kita sayangi terutama apabila orang itu telah pergi ke alam baka. Tetapi hal yang perlu kita perbuat adalah relakan kepergiannya.
Ehehe. Makasih sudah bersedia baca. Kalau dipuji gini rasanya pengen terbang deh
Delete*melayang
dahsyat!
Deleteeh tapi gue enggak 'ngeh' kalo si cowok nya uda mati sebelum Bayu bilang.
cerita ini pake gejolak perasaan ya, baguuuus aaa sukaa :D
ReplyDeleteAh, senangnya kalau ada yang suka sama aku #eh
Deleteterasa sangat emosinya...ckckc
ReplyDeletesedih sekali sumpah,,salam bnget :(
yg sabar aja deh, betul tuh kata robianus, gak perlu kita membenci yg udah tiada...relakan saja :)
slm kenal :)
eh baru nyadar ternyata ini bukan kisah nyata :D
DeleteEhehe. Iya, fiksi kok :)
Deleteemosinya lagi meledak-ledak nih... jadi takut... hehhehe
ReplyDeletewww.ajavasisme.com
Tenang, nggak gigit kok akunya :D
DeleteKalau boleh jujur, di tengah nya agak ngebosenin tapi endingnya jempol!! Sip!!!
ReplyDeleteIya. Di sini memang ada lumayan banyak pengulangan momen, apalagi pas masuk ke tengah cerita. Jadinya agak membosankan gitu deh.
Deletentr dulu ini asli atau sekedar karya ya ?
ReplyDeletekalo asli aku turut prihatin... :(
Sikonyols
Fiksi kok :)
DeleteEndingnya serem Boo *Bencong mode on*
ReplyDeleteAhaha. Akika juga waktu nulis agak serem gityu
Delete#IkutanBencong
kirain cowoknya pengkhianat
ReplyDeleteternyata.... :((
bihhhh sumpah demi apapun ini keren banget , melebihi tulisan lu yg pertama itu ,..
ReplyDeleteemosinya bener2 kerasa ,penekanannya itu bener2 kerasa .
gue aja sampe kaya terhanyut dalam ceritanya *ini serius
Hehehe. Makasih sudah baca, Hen. Kalau dikomentari banyak orang gini rasanya jadi semangat buat nulis lagi :)
Delete