(Cerpen) Doni Playboy Angkutan Kota

Sejak masih SMA, Doni dijuluki playboy angkot. Playboy angkutan kota. Meskipun dihadiahi ayahnya sebuah sepeda motor keluaran terbaru, Doni tetap kekeuh naik angkot ke sekolah. Katanya lebih gampang dan hemat bahan bakar, mengurangi pemanasan global katanya. Padahal kita semua tahu, Doni naik angkot karena menurut statistik yang Doni kumpulkan, hampir semua cewek cantik akan menaiki angkot dan ada kurang lebih 43% kemungkinan bertemu dengan salah satu cewek cantik itu - di dalam angkot. Kemungkinan itu akan bertambah besar, jika dia dua kali naik angkot dalam sehari. Pergi - lalu pulang.

Memasuki masa kuliah, Doni sengaja mencari kamar kontrakan yang tidak begitu dekat dengan kampus. Tujuannya apa lagi kalau bukan biar bisa naik angkot? Mengapa angkot? Doni punya alasan yang masuk akal: gampang membuka pembicaraan. Cukup dengan, "Halo, turun di mana?". Gampang kan? Doni pernah mencoba mencari cewek cantik di WC mall, tapi bingung sendiri untuk membuka pembicaraan. Suatu kali ia tanya ke cewek yang ia temui di depan WC mall. Doni bilang, "Sering ke sini?". Si cewek memandang Doni kebingungan, "Nggak juga sih, cuma kalau kebelet". Lalu Doni pulang dengan malu, juga dengan angkot. Di depannya duduk seorang cantik. "Turun di mana?". Itu Doni yang ngomong. "Di Blok M, dekat lapangan", sekarang giliran si cantik yang ngomong. "Oh blok M? Kenal Kang Harijo ga?". Tentu saja Harijo itu cuma nama karangan Doni. Begitulah, Doni playboy angkot. 16 orang mantan dan 1 orang pacarnya yang sekarang semua ketemu di angkot. Beberapa di antaranya ketemu di bus kota.

Doni playboy angkot. Cowok yang romantis dan oportunis. Katanya, apa yang lebih romantis daripada bertemu di perjalanan, ibaratnya menyatukan tujuan. Cih, jijik tapi boleh juga. Doni, Selalu dengan jurus yang sama dan selalu berhasil. Hanya satu kali triknya gagal: tadi pagi. Yaitu di perjalanan dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menuju Bandara Djuanda Surabaya.