Bagian Tiga: Elegi Patah Hati

Memang kita masih terlalu jauh, tapi tidak ingin kalau kita semakin jauh. Entah kenapa dinding itu semakin tebal dan tinggi, semakin sulit buat kupanjati. Laut itu semakin luas semakin dalam untuk kuseberangi.
Hujan masih terlalu deras membuat pelangi jengah menanti. Sedangkan cahayaku semakin redup saat warnamu semakin memesona.

Mungkin Kau masih langit dan aku masih bumi. Kita masih belum bisa jadi awan dan hujan. Juga bukan Rumput dan embun. Kita belum bisa menyatu seperti lumut dan bebatuan. Kau masih berjalan mendekati Desember dan Aku masih saja diam di bulan Juli, entah ingin menyusulmu ke Agustus atau justru ku nanti saja di bulan Februari.

Kau masih kemarau dan aku belum beranjak dari musim dingin. Kau masih cerah dan aku masih saja gelap. Entahlah, tapi lukaku bernanah.

Dengar, Musikku semakin semu dan Lirikmu semakin kabur. Musik yang kumainkan tidak bisa mengiringi puisi yang kau nyanyikan.

Mungkin aku hanya terlalu melankolis.