Ingatkan Aku Untuk Selalu

Ingatkan aku yang selalu lupa padamu. Ingatkan aku yang selalu lupa janjiku untukmu.
Untukmu yang selalu mencintaiku dan menghadirkan senyum untukku.
Ingatkan juga aku yang selalu lupa pada negeriku. Ingatkan aku yang selalu lupa untuk berbakti pada negeriku. Untuk negeriku yang memberiku puisi tentang padi, tebu, sawah, dan gunung.
Ingatkan aku yang selalu lupa pada penciptaku. Pada yang memberiku hidup. Untuk penciptaku yang menjanjikan surga. Cahaya. Senja. Juga Cinta.
Pada orangtuaku. Pada sahabatku. Pada mereka yang tidak akan jengah mengingatkanku.
Ingatkan juga untuk selalu ingat pada diriku. Ingatkan aku yang selalu mengkhianati hati kecilku.

Masih Tangan yang Sama

Ini masih tangan yang sama yang pernah membelai lembut rambutmu yang terurai.
Masih tangan yang sama yang dulu kau genggam dengan kedua tanganmu saat kau menyerah pada dingin.
Ini masih tangan yang sama yang pernah melambai pada parasmu.
Masih tangan yang sama yang pernah merangkul jiwamu.
Juga masih tangan yang sama yang pernah meredakan galaumu.

Pikirkan sekali lagi, semua belum berubah. Yang menulis untuk mu sekarang ini pun masih tangan yang sama.

Masih Setiakah Kau Menatapku?

Lihat ke atas sana, langit tak sedang biru dan awan tak sedang putih. Ini bumiku yang melegam termakan celaan zaman. Lihat ke atas sana langit termenung yang menunggu ajal yang berjanji akan datang hari ini.

Genggam erat tanah yang kupijak. Ini tanahku yang retak tergeser asma amarah. Tiap dua detik ia bergetar menari-narikan kita di atasnya.

Ini bumi yang semakin tua. Masih sudikah kau menatapnya?!
Langit dan tanah saling rindu ingin segera bersatu.