Kusebut Ini Pertanyaan

Aku berdiri di bawah sebatang pohon besar di halaman kampus.
Dengan sejuta dan satu tanda tanya kecil dan besar di kepalaku.

Aku bertanya kepada sebatang rokok tentang arti kehidupan.
Ia jawab dengan kepulan asap putih di udara.
Ia bilang hidup itu adalah kabur.
Seperti asap ini, Teman. Ia tak pernah benar-benar kekal.

Lalu aku bertanya kepada sebuah tato bergambar di tubuhku tentang arti sebuah nyawa.
Ia jawab dengan goresan.
Ia bilang nyawa itu nyata.
Seperti rasa sakit saat ia dituliskan.
Sakitnya akan hilang, tapi bekasnya tetap di sana.

Aku bertanya pada sebotol arak tentang arti kesempurnaan.
Ia jawab dengan sebuah tegukan yang mengeras di kerongkongan.
Ia bilang kesempurnaan itu semu. Ia tak pernah benar-benar di sana. Muncul sesaat lalu menghilang

Aku bertanya pada sebuah jarum suntik tentang arti sebuah kenikmatan.
Ia jawab dengan aliran darah yang melambat.
Ia bilang kenikmatan itu juga nyata. Indah sampai menaklukkan memar ku.
Seperti imaji yang selalu memenuhi alam bawah sadar.

Mereka banyak bicara tentang semu, tentang kabur, tentang nyata.
Aku berhenti bertanya. Lalu berhenti bernafas. Aku pergi sebelum mendapati jawaban yang benar.

No comments:

Post a Comment