Bagian Satu: Elegi Patah Hati

Mataku adalah pelangi.
Sayangnya buatmu pelangi itu tak sempurna. Ia hanya punya empat warna yang bisa ia berikan. Warnanya tak pernah lengkap.

Aku adalah matahari yang menghangatkan pagi.
Hanya selalu saja awan-awan yang lebih cerah menghalangi sinarku sampai padamu.

Hingga suatu kali aku adalah awan.
Dan buatmu awan itu mendung merusak langit yang kau pandangi

Pernah kucoba jadi langit dan kau memandangku.
Meski kemudian aku tersadar yang kau kagumi bukan aku, tapi pantulan gambarmu dari bulan di sampingku.

Meski di kala yang lain aku adalah bulan.
Sayangnya aku hanya bulan sabit tipis yang tertelan gelap malam, kalah oleh terang bintang-bintang

Saat yang lain kucoba menjadi pohon biar bisa meneduhimu.
Sayangnya buatmu pohon itu berangsur gugur. Daunnya jatuh satu persatu.
Dan pohon itu hanya mengotori halamanmu.

Aku adalah malaikat. Namun Kau tertawa karena malaikat itu tak bersayap.

Pernah lenganku adalah selimut yang menghangatkan malammu.
Tapi buatmu selimut itu terlalu tipis.

Pernah bahuku menjadi sandaranmu.
Tapi sandaran itu terlalu rapuh dan retak.

Aku adalah angin sejuk.
Tapi yang sampai padamu hanya angin kering yang kemudian menjelma menjadi sebuah dahaga.

Aku adalah hujan di kemaraumu.
Sayangnya hujan itu habis terkikis jauh sebelum ia sampai ke bumi.

Aku adalah pena yang ingin menulis di lembar harimu.
Tapi pena itu tak pernah sampai. Tintanya hanya setitik lalu pudar mengotori baris-baris indahmu.

Aku adalah titinada.
Dan selalu ada nada yang hilang.
Hingga lagu itu tak pernah punya makna.

Pernah kisahku hiasi sepimu.
Hanya saja kisah itu hanya tentang gelap.
Meski saat itu aku tahu kau ingin kisah tentang terang.
Sayangnya kisah seperti itu aku tak punya. Maaf

Dan belakangan aku menjadi ruang kecil di hatimu.
Lalu ruang itu semakin gelap lalu menghilang.

Hingga lama aku menyerah.
Aku pergi dan kau sama sekali tak tahu dan tak peduli.

Sayang, lama baru kau sadar aku sudah tak di sana.
Dan di saat itulah kau tersenyum.

6 comments:

  1. salam kenal
    siapakah dirimu ?
    yang mampu menggerakkan tanganku untuk mengetik komen ini, walau hanya satu kata :
    Syahdunya...

    ReplyDelete
  2. ini anak Komunikasi 2009 , kak .
    trimakasih sudah berkomentar walau hanya satu kata ..

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Baguuus! :)
    Bacanya ngingetin tentang sesuatu

    ReplyDelete