#FF2in1 5/10/2012 - Seribu Hari

Bagaimana aku bisa melupakanmu sedangkan kita pernah punya janji untuk saling merindukan dan tidak menyalahkan jarak dan waktu? Sayang, rindu kita terlalu besar untuk diganggu oleh hal sekecil-kecil itu. Aku telah merindukanmu lebih dari seribu hari, dan aku siap merindukanmu lebih lama lagi.

Bagaimana aku bisa meninggalkanmu sedangkan kita masih punya janji untuk saling mengisi dan tidak menyalahkan kilometer dan hari? Sayang, rasa kita terlalu dalam untuk ditenggelamkan oleh hal sedangkal itu. Aku telah merindukanmu lebih dari seribu hari, dan siap merindukanmu lebih lama lagi.

Bagaimana aku bisa tidak memedulikan sedangkan kita punya janji yang masih disimpan dan tidak pernah menyalahkan perpisahan? Bukankah dengan begini kita jadi bisa menikmati rindu lebih lama dan pertemuan akan jadi lebih istimewa? Sayang, aku telah merindukanmu lebih dari seribu hari, dan siap merindukanmu lebih lama lagi.

Kita tidak usah menjadi mereka yang selalu ingin membunuh jarak dan waktu, sebab dengan begitu rindu tidak akan pernah terobati, malah akan mati dan tidak akan pernah tumbuh lagi.
Barangkali kita cuma perlu menunggu sedikit lebih lama lagi, barangkali seribu hari.

Bagaimana kita bisa saling melupakan sedangkan masing-masing dari kita telah sepakat untuk memugar kenangan yang pernah kita ciptakan? Seribu hari lagi, Sayang. Lalu kenangan itu kembali kita hidupkan. Seribu hari lagi, cuma seribu hari. Kita telah saling merindukan selama seribu hari, dan siap merindukan lebih lama lagi.

Tiba-tiba detak jam dinding di kamarku berhenti.

3 comments:

  1. eaaa.... punyaku kalah keren jika dibanding punyamu. jd iri nih dgn kata-kata yg dirangkai. hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama belajarlah, Vas. Tulisanku juga masih begini-begini saja.

      Delete