Malam Minggu ke-31

Mentang-mentang rumah baru, Reza tidak pernah lagi ngapel ke rumah. Jangankan setiap malam Minggu, sekalipun ia tidak pernah lagi main ke rumahku.

Sekarang, setiap malam Minggu aku punya kebiasaan baru. Aku akan menyembunyikan sandalku ke dalam rumah, mematikan lampur kamar, lalu pura-pura tidak ada di rumah. Tidak mau aku berpapasan dengan tetangga yang biasanya berduaan di ruang tamu - makan malam bersama atau sekedar ngeteh bersama. Apa saja, yang penting bersama. Mentang-mentang tinggal sekompleks!

Ajakan teman-teman untuk jalan-jalan ke mall, ke bioskop, atau ke tempat keramaian lain selalu kutolak. Pertama, aku tidak selalu suka jalan-jalan. Ke dua, aku takut jika sedang keluar, Reza datang ke rumah.

Begitu seterusnya, sampai malam Minggu ke 28.

"Tidak malam Mingguan?", kata Mira, kakakku sambil berjalan masuk ke kamarku setelah pacarnya pulang. Waktu itu kuingat jam menunjukkan pukul setengah sepuluh. Belum terlalu malam. Kalaupun menurutmu itu sudah terlalu malam untuk pulang, sepertinya Mira tidak terlalu khawatir. Toh rumah pacarnya juga cuma beberapa kilometer. Beberapa menit saja, handphone Mira akan berbunyi. 1 pesan diterima. "Aku sudah sampai rumah". Dari pacarnya.

Mira perlahan menarik selimut yang sengaja kubuat menutupi seluruh tubuhku. Dari balik selimut aku berusaha melawan sehingga jadilah kami bermain tarik tambang mini dan aku menang. Selain sedih, aku malu karena malam itu aku berdandan. Lipstik berwarna merah muda yang sudah kuusap di bibirku sebanyak 28 minggu.

Malam Minggu ke 30.

"Pacarku memang dekat, lima langkah dari rumah".

Aku ingat waktu Reza masih tinggal di rumahnya yang lama. Tidak pernah absen ia sekalipun setiap malam Minggu. Selalu tepat jam tujuh suara motornya akan terdengar dan aku sudah terbiasa menebaknya. Aku akan menunggunya di depan pintu.

Bukan di dalam kamar. Seperti yang sudah aku lakukan selama 30 malam Minggu.

Long Distance Relationship? Duh!

Malam Minggu ke 31.
"Tak ada malam Mingguan. Malam apapun sama"

Malam itu, aku sudah tidak bisa menahan rindu. Sembunyi-sembunyi kuambil sekop dari gudang. Kupindahkan Reza dari kuburnya lalu kutanam di halaman. Tepat lima langkah dari jendela kamarku.

1 comment: