Ini puisi yang terbuat dari dua kilogram rindu.
Jangan kau angkat. Nanti tanganmu luka.
Biar aku saja.
Toh ini rinduku. Bukan rindumu.
Ini puisi yang terbuat dari dua kilogram rindu.
Jangan kau tarik. Nanti tanganmu luka.
Biar aku saja.
Toh ini rinduku. Padamu juga.
Ini puisi yang terbuat dari dua kilogram rindu.
Jangan kau ambil.
Ini rinduku saja.
Kalau kau ambil.
Bagaimana aku merindu?
Jangan kau angkat. Nanti tanganmu luka.
Biar aku saja.
Toh ini rinduku. Bukan rindumu.
Ini puisi yang terbuat dari dua kilogram rindu.
Jangan kau tarik. Nanti tanganmu luka.
Biar aku saja.
Toh ini rinduku. Padamu juga.
Ini puisi yang terbuat dari dua kilogram rindu.
Jangan kau ambil.
Ini rinduku saja.
Kalau kau ambil.
Bagaimana aku merindu?
puisinya oke juga. lagi kasmaran ya?
ReplyDeleteYah, dibilang kasmaran bisaa. Jatuh hati juga bisa :D
ReplyDeleteTrimakasih sudah baca
hmmmmmmmmm,
ReplyDeleteAsik skali puisinya,kak..
ReplyDeletengakak bacanya :D
Padahal ini puisi loh, bukan komedi :D
ReplyDeleteahahhaha :D
ReplyDeletedi taujii kak, kl puisi ini.
tapi lucu :D .. kta-katanya dalem, lucu.
berasa sekali beratnya :D
ahahahhaa :D
ReplyDeletedi tauji kak kl ini puisi.
tapi lucu aja, romantisnya dapet. berasa beratnya itu rindu, kak :D
Hahaha. Thanks.
ReplyDeleteIni waktu ditulis beratnya 4,3 kilo malah.
Loh ini Mas Adityar ya?
ReplyDeleteCieee lagi jatuh cintaaa...
ini puisi indah sekali... D':
ReplyDelete@ Mbak Una: Haha. Iya, ini Adityar, adik kembarnya Anjasmara :D
ReplyDeleteHehe. Jatuh cinta masa' nggak boleh?
@Ra: Makasih, Ra :D
waaaahh! kueren skali ini, boy!
ReplyDeleteTerimakasih, Anonim :)
Delete