Malam ke dua puluh satu September
Tidak mendung. Tidak juga sakit.
Hanya murung.
Di tengah-tengah elegi insan-insan di taman.
Bangku taman itu rapuh.
Di tengah-tengah elegi kota.
Bangku taman itu tidak lagi bisa menopang.
Malam ke dua puluh dua September.
Di tengah-tengah ceria insan-insan di taman.
Bangku taman itu rubuh.
elegi merusak mimpi
ReplyDeletetimbulkan kegundahan hati
tapi semoga mimpi tetap di hati
ReplyDelete