Bagi sebagian orang yang lain, hujan hari itu adalah hujan yang biasa
"Nama kamu siapa?", tanyaku pada perempuan itu.
Dia tidak langsung menjawab. Dipandanginya mataku lalu tersenyum.
"Popi. Namaku Popi", suaranya lembut sekali.
Meskipun tentu, percakapan itu hanya terjadi cuma dalam khayalanku. Pada kenyataannya, kami masih masing-masing sibuk dengan tidak memulai pembicaraan satu sama lain.
Dia masih berdiri di sana. Diam dia. Menengadah ke langit menebak kapan hujan hari itu akan berhenti. Sesekali memainkan tetesan hujan yang jatuh dari atap halte yang tidak terlalu besar itu.
Aku juga masih berdiri di sana. Menengadah ke langit menebak kenapa hujan mempertemukan kami hari itu. Sesekali memainkan tetesan hujan yang jatuh dari atap halte yang tidak terlalu besar itu.
Berharap hujan jangan berhenti dulu.
***