Kamu duduklah denganku, di satu gerbong yang sempit
di dalamnya kita saling bercerita tentang tujuan-tujuan, atau lebih jauh
tentang pemberhentian
Kamu duduklah bersamaku di dekat jendela
di dekatnya kita melihat banyak tempat
pindah dalam sekejap
Kamu duduklah di sampingku
jika mengantuk tersenyumlah lalu sandarkan kepalamu
di pundakku
yang katamu, tempat paling lapang untuk merebahkan kenangan-kenangan
Kamu duduklah denganku
jika lelah diamlah sejenak kita
biar diisi panjang perjalanan bunyi besi dari kaki kereta
Atau duduklah kamu di depanku, atau di belakangku
Yang penting jangan di gerbong yang berbeda
tahu kita, perjalanan panjang dengan satu tujuan
belum tentu ada pertemuan,
apalagi salah satu kita telah turun duluan